Rabu, 30 Januari 2013

“내가 필요해” (FF) Part 3



Minho pov
“aku lelah... mian...”
deg...
kulihat wanita itu melangkah pergi dan menghilang dari hadapanku. Aku belum bisa bergerak, beberapa saat lalu akulah yang marah karena dia mengabaikan telpon dan pesanku. Tapi sekarang aku yang tak bisa berkata apapun.
Wanita itu saudara jauh kekasih hyung ku, kim jonghyun.. saat pertama kali mengetahuinya aku ingin tertawa, tapi moodku sedang jelek hari itu. Jadi kami bertemu dengan kesan yang buruk. Sebenarnya aku sudah sering melihatnya duduk sendiri diruang kelas seni sambil tersenyum memandang taman kampus didepannya, tapi tak kusangka dia adalah saudara saekyung nunna.
***
Aku sengaja, memang aku sengaja meninggalkan hapeku disana, aku ingin ngobrol dengannya tapi dia terlihat menghindariku, jadi sengaja ku tinggalkan hapeku agar dia mencariku, haha.. dan itu berhasil, aku bisa bertemu dan bicara dengannya.
Aku memintanya jadi pacarku, itu benar-benar tidak direncanakan, aku pun terkejut saat tiba-tiba aku memintanya menjadi pacarku, aku tidak memikirkannya dengan baik.
Bosan, hanya bertemu saat senggang, hanya ngobrol yang tidak penting, aku bosan, dia berkali-kali tanya apakah boleh memberi tahu orang lain kalau kami pacaran.. oh tentu tidak, karirku terancam kalau orang tahu pacarku adalah dia, itu akan memalukan, begitulah menurutku. Belum lagi daftar tempat yang ingin ia kunjungi dan beberapa menu makanan yang ingin ia buat untukku, terlalu berlebihan, menurutku.
Benar-benar menjemukan pacaran dengan wanita seperti dia, aku mulai berpikir kenapa dulu sampai memintanya menjadi pacarku, padahal aku bahkan tidak memiliki rasa apapun padanya. Bagaimana cara memutuskan ini ya?
Sial, kenapa tiba-tiba dia tidak mengangkat telponku? Tidak membalas pesanku? Memang dia pikir dia siapa? Cuihh..
Aku mencarinya, akan kukatakan padanya aku tidak pernah menyukainya, biar dia rasakan..! seenaknya saja mengabaikanku.
Ku buka pintu ruang seni dengan keras, aku sengaja agar terdengar dramatis. Ilmu yang kudapat dari seni peran.
“ya..!!! shinji ssi..!!!” panggilku agak keras, aku ingin membuatnya tahu kalau aku sedang marah. “mwoya??” tanyanya datar kembali memandang keluar. Eh.. kenapa tanggapannya cuek sekali, hatiku mulai kesal.
“kenapa tidak mengangkat telponku??!! Kenapa tidak membalas pesanku??!!! Apa kau gila??!!!” bentakku kasar setelah berdiri didepannya. Dia menatapku, benci. Aku kaget, wajahnya benar-benar berbeda, dia terlihat sangat membenciku.
Dia berdiri menatap mataku, “ ya~ choi minho ssi... apa kau mencintaiku?” aku berkedip, tak menjawab. “apa kau menyukaiku?” tanyanya lagi, aku masih diam, masih kaget dengan perubahan sikapnya. Kulihat dia tersenyum, pahit.
“baiklah, handphone..” ucapnya meminta handphoneku, aku masih mematung, bahkan aku tidak bisa mengingat dimana kuletakkan handphone ku tadi, di ambilnya handphoneku dikantung celana, ku lihatnya menghapus no hape dan diserahkannya hape itu padaku, tanganku refleks menerimanya.
“mulai sekarang, aku akan menganggap tak pernah mengenalmu..” katanya melangkah pergi dariku, aku tersadar, tiba-tiba panik melandaku, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya ingin menghentikannya.
“ige mwoya??!!!!” bentakku tiba-tiba, dia menghentikan langkahnya, “siapa yang menyuruhmu pergi??!!” tanyaku menarik tangannya, dia menepisnya.
“wae? Apa aku tidak boleh pergi? Apa aku harus selalu menuruti mu? Apa aku tak boleh melakukan apa yang ingin aku lakukan? Apa aku tidak boleh menelpon orang yang sudah memintaku menjadi pacarnya? Apa aku tidak boleh dianggap menjadi seorang kekasih?? Apa kau pikir aku ini hanya wanita bodoh..???!!! jawab akuuu...!!!!!!!” teriaknya bersama dengan pecahnya air matanya, aku sudah tidak bisa berpikir lagi, tubuhku bergetar saat melihatnya menangis dihadapanku.
“kau tidak mencintaiku kan??? Kau juga tidak menyukaiku kan??? Bahkan kau tidak tahu apa-apa tentangku.. iya kan??? Choi minho ssi..!!!” dia benar, dia benar... hanya itu yang bisa aku pikirkan.. bahkan aku baru sadar aku tak tahu apapun tentangnya, hatiku menciut.
“geurae, kau juga tidak sepenuhnya salah... aku yang bodoh sudah mempercayaimu, mengharapkanmu, sampai aku tidak bisa berpikir dengan jernih...” dia mengusap air mata dengan kasar. Aku ingin membela diri, tapi tidak bisa, aku ingin minta maaf, tapi untuk apa? Aku bahkan tidak bisa menentukan apakah aku melakukan kesalahan atau tidak.
“shinji ah~” aku menatapnya, memintanya menungguku berpikir dulu, tapi sia-sia.
“aku lelah... mian...”
Ucapan terakhirnya membuat dadaku seperti dihantam balok besar, aku mematung menatapnya menghilang dari hadapanku. Apa yang terjadi padaku????
POV end
***
***
Aku terlambat lagi, sial.
Beberapa hari ini harus lembur kerja, sunbaeku sedang cuti menikah, jadi aku kerepotan mengerjakan dua pekerjaan sekaligus, bahkan sampai melupakan kalau hari ini ada ujian, ah~ benar-benar menyebalkan.
Bruukkk....
“auchh~~” aku meringis memegang keningku, iishh.. kenapa pakai acara menabrak segala sih.
“ah mian,” ku dengar suara berat seorang pria yang sekarang sedang membantuku mengambil buku-bukuku yang jatuh. “gwenchana~” balasku berusaha tersenyum, cepat ku ambil buku-bukuku dan pergi kekelas, aku hanya memikirkan wajah tu Mr.Lee yang akan sangat judes kalau aku sampai terlambat lagi. Tak kuhiraukan pria itu, yang sekarang tersenyum memandang kepergianku.
Untungnya mood Mr. Lee sedang baik hari ini, dan ujian berjalan dengan lancar. Kulangkahkan kaki dengan riang, sudah sebulan setelah berakhirnya hubunganku dengan minho, dan untungnya aku tak pernah bertemu dengannya, kudengar SHINee sedang sangat sibuk dengan album jepang mereka. Baguslah..
Kulihat ruang seni dari jauh, sudah kosong.. ingin rasanya duduk disana seperti dulu, tapi saat masuk lagi kedalam ruangan itu, aku selalu merasa dia akan datang, itu membuatku tak nyaman lagi. Ah.. sudahlah aku harus segera kembali kecafe tempatku bekerja, sebentar lagi sore, pasti akan ramai.
“esspreso special satu ya..” aku mengangguk paham, “semuanya 4000 won..” ucapku meminta bayaran pada seorang pria yang tersenyum jahil padaku, aku berkedip, mencoba berpikir apakah hari ini ada yang aneh padaku.
“jadi kau bekerja disini?” keningku berkerut, antara bingung dan kaget, setahuku pria ini cho kyuhyun kan? Member super junior? Iya bukan sih? Tapi kenapa dia seperti sudah mengenalku, “ne ?” jawabku bingung, dia menyerahkan uang kepadaku, “kalau sudah sepi, mari ngobrol..” katanya tersenyum dan duduk dibangku cafe yang dekat dengan jendela tapi tersembunyi, aku masih mematung. Apa-apaan dia..!!
Aku duduk didepannya, menunggu reaksinya, tapi dia hanya tersenyum simpul dan kembali sibuk membaca majalah. “apa kau mengenalku?” tanyaku pelan, dia menggeleng
“Ah,, mian” Aku kaget dan berusaha beranjak dari situ, “apa kau tak ingat sudah menabrakku?” ucapnya masih melihat majalah itu, hmm..? menabrak? Aku berpikir sejenak,
“ah~” aku ingat. dia menatapku dan tersenyum licik, “sudah ingat?” aku mengangguk, “jeosonghamnida soal yang tadi..” kataku membungkuk, “aku sedang buru-buru, ada ujian yang..”
“hmm.. hmm..” dia menyelaku dan menyuruhku kembali duduk, aku menurut. “baru kali ini aku ditabrak wanita yang bahkan tidak mengenaliku..” ucapnya dengan nada sedih (?) wajahku memerah, malu. Kalau dipikir-pikir benar juga, masa ada wanita yang menabrak seorang kyuhyun tapi sama sekali tidak mengenalnya, senyumku mengembang dan tertangkap oleh matanya.
“ck, kau malah tersenyum..” aku menatapnya masih tersenyum, “mian~ kyuhyun ssi..” dia hanya mengibaskan tangannya dengan (sok) cool, “lupakan..”
“tapi, apa yang kau lakukan disini? Apa mencariku?” tebakku asal, dia menoleh cepat, “mwo? Aigo aigo~ geer sekali yaa...” jawabnya sambil menatap evil padaku, aku tertawa, refleks.
Untuk beberapa saat dia membiarkaku tertawa, sudah lama aku tidak serileks ini, mungkin akibat terlalu lelah. Saat aku berhenti tertawa bibirnya masih manyun menatapku, kyeopta.
“sudah selesai?” tanyanya, aku mengangguk masih menahan tawa. “aku mencari dongsaengku.. dia kuliah dikampusmu juga..” aku mengangguk tanda mengerti, “tapi sepertinya dia belum pulang juga..” ucapnya datar, hm? Belum pulang? Cho kyuhyun? Dongsaeng? Kyu line? Minho!! Aku terkejut dengan kesimpulan yang kubuat sendiri.
“choi minho?” tanyaku padanya, dia menoleh “hm..?”
“dongsaeng yang kau cari choi minho kah?” dia mengangguk, “apa kau chingu nya?” tanyanya, aku menggeleng kuat. “aku tidak mengenalnya.” Ucapku mantap, tapi sepertinya dia tidak pedulu dan tidak tahu maksud perubahan nada suaraku, baguslah.
“ah~ aku baru ingat...” ucapnya tiba-tiba, dia menatapku, “ne ?”
“kau belum memberi tahu namamu..” katanya polos dan mendekatkan wajahnya padaku, “dan kalau kupikir-pikir baru kali ini ada wanita yang duduk semeja dengan ku setenang kau.. apa kau bukan ELF?” tanyanya.. aku tersenyum lagi, setan ini, atau begitulah ia terkenal dikalangan elf, maknae paling evil yang pernah ditemui, aku menatapnya dalam.. pria ini tidak buruk, ganteng, suaranya bagus, tinggi, wajahnya yang menatapku saat ini bahkan sangat imut, tidak ada tanda-tanda ada seekor (?) evil yang bersemayam ditubuhnya.
“shinji imnida,” jawabku, “memangnya aku harus bagaimana kalau bertemu denganmu?” tanyaku masih tersenyum. Dia merengut, jengkel “ tentu saja harus senang, kapan lagi kau bertemu penyanyi terkenal yang tampan sepertiku? Hmm?” aku tertawa lagi, dan mengangguk-angguk paham.
“baiklah, khyuhyun ssi.. apakah aku harus minta tanda tangan? Atau foto?” dia terlihat berpikir, “karena aku sedang baik, kau mendapatkan keduanya.. shin.. ji ssi?” jawabnya mengedipkan sebelah matanya (wink) dan berpose cute, aku ingin tertawa lagi, dia benar-benar manis. Dia pulang setalah kami ngobrol agak lama, hatiku terasa lega setelah berbincang dengannya, sudah beberapa kali perutku sakit karena tertawa akibat tingkahnya. Dia bahkan meminta no hapeku, aku sih tidak berharap ditelpon, hari ini saja sudah cukup menyenangkan.
***

Tidak ada komentar: