Cast:
.Shin Ji Sang
.Choi MinHo
.Cho KyuHyun
:: Prolog
Kau tau rasanya punya
pacar orang terkenal?? Sangaat bangga bukaan??
Tapi saat kau tau
sifatnya.. Percayalaah.. Kau bahkan tidak akan menginginkan pernah mengenalnya...
Poor me!!
This time..
''sudah tidur?''
''hmm''
''lelaah yaa??''
''hmm...''
''hhhh... Baiklah,
cepat tidur.. Sampai besok''
tiiitt....
Kututup telponku
dengan malas, begini lagi..
Selalu seperti ini...
Hei? Kenapa?
Kau bingung ya? Oke..
Kenalkan, aku Shin ji
sang saudara sepupu jauhnya shin sekyung.. Tentu kau tahu kan siapa shin
sekyung??
Benar, aktris cantik
dan juga kekasih sang lead vocal SHINee, kim jongHyun.
No body know me..
Tentu, aku kan bukan
seorang aktris cantik atau slah seorang personil GB terkenal seperti SNSD.
Aku..
Hanya seorang yeoja
yang menyukai satu namja..
Choi minho.
Whoaaaa~!!
Jangaan marah dulu,,,
kau mau aku
melanjutkan kisahku tidak??
Oke, baiklah..
Dugaanmu benar, aku
adalah kekasih (gelap) Choi minho,, karna bahkan
member SHINee dan kakak sepupuku saja tidak
tahu hubungan kami.
Perjumpaan kami cukup
singkat, kami bertemu saat sekyung eonni memintaku mengantarnya bertemu
JongHyun oppa..
Mereka membicarakan
skandal yang ramai dibicarakan para Blingers dan Shawol. Tentu saja kabar
hubungan mereka 'sedikit' membuat eonniku terganggu dan sedih.
Jadi kebetulan pula
JongHyun oppa membawa minho dan key sebagai penasehat (emang bsa??)
Disitu pertama kali
aku melihat wajah minho secara nyata. Tapi dia sama sekali tidak tersenyum,
wajahnya tanpa emosi. Hanya key yang mengajakku ngobrol.
''dia selalu
begitu?'' tanyaku pada key sambil melirik minho yang sedang menatap jendela
dengan muram
''ah tidak,, dia
hanya sedang merindukan appanya..'' jawab key menyodorkan kopi yang baru diseduh.
''geurae??'' tanyaku
ragu
''tentu saja, dia
hanya agak lelah, kau tahu? Kami semua agak lelah dengan semua kegiatan ini,
dan mungkin dia stres dengan ujian masuk universitas. Ohh.. Aku saja sudah 5
kali demam mendadak karna stres'' ungkapnya dengan mimik wajah lucu.
''haha.. Benarkah..??
Tidak bisa membayangkan seorang key demam..'' sahutku menyeruput kopi
ditanganku.
''hmm.. Benar, memang
tidaak.. Ahhh minho~ah.. Wae??'' ucapannya terpotong saat minho datang
menghampiri key dan memberi isyarat untuk segera pergi.
''aku bosan'' ucapnya
dingin
''yaa~ Jjong blum
menyelesaikan urusannya..'' bujuk key yang menunjuk Jonghyun dan saekyung yang
masih sibuk berbincang.
Tapi minho tak peduli
dan berjalan keluar, key hanya bisa menggeleng lemah.
''apa dia selalu
tidak peduli?'' tanyaku menahan emosi
''entahlah,
akhir-akhir ini dia aneh'' jawab key lesu
''aku mau bicara
dengannya!'' ucapku bangkit dari kursi.
***
''mau kemana kau?''
ucapku ketus
''hm?'' dia berbalik
tanpa ekspresi
''kutanya kau mau kmana??!!''
kataku kesal
minho menyipitkan
matanya, kelihatannya mengerti dengan nada 'kesal'ku.
''apa urusanmu??''
''kau sebenarnya
menghargai jjong oppa tidak sih?!''
''yaa..!! Kau tau apa
soal jjong? Tidak usah sok ikut campur!!'' bentaknya didepan wajahku.
''yaa,,!! Aku memang
tidak tahu! Memangnya kenapa kalau aku tidak tahu?? Setidaknya aku peduli pada
mereka..!!'' semburku menantang
''kau pikir aku tidak
peduli??!!''
''tidak!!'' balasku
''yaa..!!!''
teriaknya
''mwo??!!!''
kami hampir saja
saling mencakar kalau saja key tidak datang dan melerai kami.
Sejak itu aku tidak
pernah mau ikut dengan sekyung bertemu dengan jongHyun oppa atau siapapun yang
berhubungan dengan SHINee (kecuali key) aku sering bertukar pesan singkat
dengan key.
Dia sepaham denganku.
Oh ayolah.. kau tidak berpikir aku menyukai key kan??
***
Serangan
para shawol semakin menjadi. Sekyung sering pulang kerumahku daripada pulang
keapartementnya. Para shawol selalu menunggunya pulang setiap malam didepan
gedung apartementnya. Jujur saja aku sangat simpati dengan keadaannya, sudah
beberapa iklan dibatalkan dan pemotretannya terganggu karena ulah para shawol yang
marah padanya.
Jonghyun
oppa pun tak jauh beda, kudengar dari key kalau dia sangat mencemaskan
saekyung. Bahkan kemarin ada shawol yang menjadi antis dan melemparnya dengan
telur. Itu terdengar sangat buruk.
Tapi
aku salut, baik saekyung atau jjong oppa tak pernah berpikir untuk berpisah
atau menjaga jarak, jjong oppa bahkan sering menunggu saekyung dirumahku hanya
untuk sekedar mengucapkan selamat
malam. Mereka terlihat sangat bahagia saat bersama.
Hari
ini hari jadi mereka yang pertama, sudah setahun. Wow.. bahkan aku tak bisa
percaya sekarang semua shawol mendukung mereka, dan aku ikut menangis saat
melihat dukungan yang sangat besar dari shawol Taiwan saat SHINee konser
disana.
Saekyung
dan jjong. Mereka memang ditakdirkan bersama. Bolehkah aku iri?? Ohoho.. tidak
boleh!! Sekarang aku harus focus membantu lima namja keren yang sudah mulai
mengobrak-abrik rumahku yang kecil ini.
“saekyung
suka warna biru kah??” Tanya jjong oppa padaku sambil tetap sibuk membersihkan
langit-langit rumahku yang.. well.. agak kotor.
“anii..!!
itu warna kesukaan ku oppa.. eonni suka warna ungu cerah..” sahutku dari dapur,
mencuci lusinan piring yang sudah lama aku biarkan dilemari kaca.
“mwo??
Aahhh.. aku salah lagi..” ucapnya terdengar kecewa
“aku
beli warna pink hyung,, kan tidak jauh beda..” ucap taemin yang baru selesai
memindahkan sofaku yang sudah minta diganti itu.
“ungu
dan pink itu beda!! Dasar phabo..!!” celetuk key sambil menjitak kepala
saengnya itu dengan sayang.
“yaaa…..!!!
rambutku..” elak taemin menghindari key
“biar
aku yang beli” deg! Aku sangat mengenal suara dingin itu, ingin sekali rasanya
minta maaf atas kejadian waktu itu. Tapi melihat sikapnya yang seperti tidak
ada apa-apa, rasanya malas meminta maaf.
“tolong
ya minho-ahh..” ucap jjong menepuk pundak minho dan kembali sibuk menghias
langit-langit.
“hmm”
gumamnya, dan beberapa detik kemudian terdengar suara pintu ditutup.
Hhuuuuppptt…
perasaanku lebih ringan saat dia jauh dariku.
Braaaakkkkkkkkkk…..
“hhoiiiii….
Aku bawa pizza..!!!” teriak onew yang baru saja tiba. Dia ada tambahan siaran
dengan Leeteuk di sukira. Jadi datang telat.
“whooaaaaaaa~
aku sukkaaaa pizza…!!!” sambut taemin merebut pizza yang dibawa hyungnya itu
dengan semangat.
“aku
benci pizza..” ucap jjong dingin, tapi tak ada satupun yang mendengarnya.
Mereka sibuk mengunyah makanan itali itu.
“oppa~
aku buatkan sup kimchi..” kataku menyodorkan mangkuk yang berisi sup panas
kepadanya. “ohh gomawo ji-ahh.. kau sangat tahu kesukaanku” katanya menerima
mangkuk dariku.
Aku
hanya tersenyum dan ikut bergabung dengan rombongan ‘pemakan’ pizza itu.
“yaaa…!!!!
Sisakan untukku….!!!!!”
***
Saekyung
pulang hampir tengah malam, jadwalnya akhir-akhir ini memang agak ekstrim,
jjong oppa saja sudah berulang kali mengeluh padaku karena saekyung yang
terlihat kurus. Makanya ia mempersiapkan kejutan ini untuk saekyung.
Malam
ini rumahku benar-benar ramai, tingkah taemin, key dan onew benar-benar tak
bisa membuatku berhenti tertawa. Jjong oppa dan saekyung ada di taman belakang.
Aku tak perlu menjelaskan sedang apa mereka, tentu kau sudah tahu kan. :”)
“yaa…!!
Aku ssudah menghiasnya selama dua jam..!! jangan sentuh itu..!!! yaaa…!!!! Taemin-ah…!!!!” teriak key
panic mencegah taemin yang ‘akan’ menyentuh hiasan meja yang dibuatnya, dan
pasrah saat melihat onew menghancurkan hampir seluruh meja yang ada ‘ayam’nya.
“hehe..
sorry key..” katanya nyengir –tak bersalah–
Aku
hanya bisa geleng-geleng kepala. Sudah tak sanggup lagi tertawa, perutku sangat
sakit sekarang. “aku ambilkan dessert nya yaa..” ucapku melangkah kedapur
mengambil buah-buahan yang sudah aku kupas tadi.
Tak
sengaja ku lihat minho tertawa, oh my god..!!! baru kali ini aku melihat minho
tertawa manis seperti itu, tapi kemudian dia sadar aku memperhatikannya dan
menatapku dengan tatapan dinginnya. Ugh..!! aku ketahuan! Langsung saja aku
balik kanan dan berjalan kedapur dengan agak terburu-buru.
“Shinji-ahh.. mana
buahnyaaa…!!!!” teriak onew saat aku masih sibuk menyusun buah diatas piring.
Pikiranku terganggu gara-gara melihat senyum minho tadi, senyum yang biasanya
hanya kulihat difoto atau poster, sekarang aku bisa melihatnya secara langsung.
Kau pasti tahu bagaimana rasanya.. ahh.. seperti mimpi. Dia sangat sangat
tampan..!!!
“nuunaaaaaaa~
mana apel kuuuu…” panggil taemin masuk kedapur dimana aku sedaang sibuk
memikirkan minho, oh ayolaahh.. aku bukan orang munafik yang akan bersikap
seperti tak ada apa-apa setelah melihat senyum seorang minho.
“yaa..!!
nunaa.. kau melamun??”
Astaga! Aku hampir saja menjatuhkan gelas.
“oo?!! Yaa~!! Taemin-ah.. kau mau mati??!!!” ucapku yang
masih kaget, tanganku sampai gemetaran memegang gelas yang hampir jatuh tadi.
“aa~ miann.. hehe” ucapnya sambil nyomot apel yang dicarinya
tadi.
“gwenchana~..” ucapku mengajak taemin masuk ke ruang
tengah lagi. Sae kyung unni datang agak telat, tapi senyum dari wajahnya
menandakan dia bahagia dengan kejutan yang diberikan kekasihnya bersama member
SHINee lainnya. Aku bahkan tertidur karena terlalu lelah sampai tak sadar saat
mereka pamit pulang.
***
“ji-ah.. bisa tolong aku kembalikan ini?” tanya saekyung
unni saat aku hendak berangkat kekampus
“igo mwoya?” tanyaku masih berusaha mengikat tali sepatu
sambil mengunyah sandwich buatannya.
“handphone minho..”
Uhuukk...
Sandwich yang sudah setengah tertelan terpaksa
berhamburan keluar, aku mengatur napas agak tidak tersedak. “mwo???”
Saekyung unni langsung menjelaskan sebelum aku mulai
protes, “kemarin minho terlalu lelah sampai melupakan handphonenya, taemin
bahkan meninggalkan sweaternya.. kau mau kan mengembalikannya... (dia
menunjukkan wajah berkaca-kaca) lagipula kalian kan satu kampus..”
Belum sempat aku menolak permintaannya, dia sudah
meletakkan handphone blackberry itu di tasku dan pergi kedapur dengan pura-pura
sibuk memasak. Ckck..
***
“ah.. permisi.. kau tahu dimana kelas yang di ambil choi
minho?” tanyaku pada segerombol mahasiswa yang sedang duduk. Mereka menatapku
sinis.
“molla~~~” ucap salah seorang gadis yang tampak seperti
‘ketua’ mereka. “ah~~ araseo..” ucapku segera pergi, aku tidak nyaman dengan
aura disekitar mereka.
Baru beberapa langkah aku menghindari gerombolan
gadis-gadis itu, terlihat ujung rambut choi minho yang menyembul diantara
kepala-kepala namja lain. Segera saja aku hampiri tanpa basa-basi.
“minho-ssi ini handphone mu..” ucapku singkat padat dan
jelas kepadanya seraya meletakkan handphone itu ditangannya dan segera pergi
dari situ, bahkan malas untuk melihat wajahnya saat itu.
“ohh~ sebentarrr..” aku sempat mendengarnya bicara, tapi
aku tidak ingin berbalik lagi. Yang penting sudah ku kembalikan, batinku.
Selepas mengembalikan handphone minho tadi aku langsung
menuju kelasku di fakultas seni, haha.. siapa yang tahu kalu aku menyukai dunia
seni juga. Tapi terlalu pengecut untuk melangkahkan kaki kesana.
Kelas ku selesai lebih cepat dari biasanya, semua orang
sudah berhamburan keluar keluar kelas, akhirnya tinggal aku sendiri disini. Saat
seperti ini yang paling menyenangkan bagiku, pemandangan didalam maupun diluar
kelas ini tak tertandingi, dinding kaca yang langsung memperlihatkan taman
kampus beserta danau kecil ditengahnya, grand piano dipojok ruangan yang
berwarna putih, apalagi sambil mendengarkan musik seperti ini rasanya tak ingin
pulang lagi.
“oh.. annyeong..”
Tiba-tiba ada seorang pria masuk keruangan tempat ku
menikmati dunia (?), rasanya menyebalkan sedang syahdu begini diganggu, tapi
saat aku menoleh justru aku yang ingin cepat pergi dari sini.
“minho.. ssi?” ucapku kaku, dia tersenyum dan berjalan kearahku,
ditariknya kursi dan duduk tepat dihadapanku. Aku membeku.
“shinji ssi?” aku mengangguk
“igo,, gomawo..” ucapnya memperlihatkan hapenya padaku
dan tersenyum. Aku mengangguk lagi. Aku hanya bisa melihatnya saja, tanpa bisa
berkata apa-apa. Wajahnya saat memandang taman di luar benar-benar membiusku,
terlalu sempurna, seperti malaikat. Aku hampir lupa bernapas, bahkan.
Aku tersentak hebat, dia melihatku, oh my god... aku
benar-benar mati kaku sekarang.
“kau, kenapa selalu sendirian disini?” tanyanya, masih
menatapku. Perlu waktu hampir 30 detik untukku mencerna kata-katanya, akhirnya
aku bicara.
“memangnya kenapa?!” jawabku agak keras, aduuhhh..
seharusnya tak perlu seperti itu, dia pasti merasa tersinggung sekarang. Tapi
ternyata dia tersenyum lagi, “mulai besok, sisakan tempat untukku ya..” katanya
sambil melangkah keluar.
“mwo???” kata terakhirku menggema keseluruh ruangan.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar